Linamasa.com – Dismenore atau dysmenorrhea biasa dikenal dengan nyeri haid. Hampir semua wanita mengalami gejala ini pada masa produktifnya dan 75% wanita berkutat dengan Dismenore pada setiap masa menstruasi.
Gejala Dismenore juga bervariasi pada tiap wanita, begitu juga setiap bulan. Contohnya, jika bulan ini seorang wanita mengalami Dismenore dengan gejala nyeri di perut bagian bawah, bulan depan ia belum tentu mengalami masalah yang sama, tetapi mengalami nyeri punggung atau gejala lain.
Menurut Dr. Mirisn Stoppard, Dismenore dapat dibagi menjadi Dismenore primer dan Dismenore sekunder, Kedua jenis Dismenore ini mempunyai gejala yang sama tetapi mempunyai sifat yang cukup berbeda.
Mengenal Dismenore si Pemicu Nyeri Haid
Dismenore primer biasanya memerlukan waktu sekitar dua atau tiga tahun setelah menstruasi pertama dan ovulasi sudah terjadi. Penyebab Dismenore primer belum ditemukan dan biasanya hilang pada usia 24 tahun atau lebih.
Dismenore primer jarang ditemui pada wanita yang sudah melahirkan, tetapi gangguan ini bisa terjadi setelah kelahiran anak pada wanita berusia 30 an.
Wanita dengan Dismenore primer mempunyai hormon prostaglandin yang berlebihan pada periode menstruasi.
Hal ini bisa juga terjadi dikarenakan sensitifitas seorang wanita pada hormon prostaglandin. Hormon ini biasanya diproduksi pada wanita yang melahirkan yang berperan pada kontraksi otot rahim.
Dismenore sekunder lebih mudah ditemui pada wanita dewasa. Gangguan ini terjadi pada wanita dewasa dengan gangguan yang umum seperti kram perut sekitar satu atau dua minggu sebelum menstruasi. Gejala ini bisa merupakan gejala masalah pada rahim seperti perlekatan atau endometriosis.
Gejala Dismenore
Gejala kedua jenis Dismenore tersebut sama. Gejala yang umum ditemui adalah kram perut yang cukup mengganggu sekitar awal menstruasi dan sekitar tiga hari setelah menstruasi.
Gejala lain adalah frekuensi buang air kecil yang meningkat, perut kembung, berkeringat, diare, mual dan nyeri punggung.
Salah satu gejala Dismenore yang sangat tidak nyaman adalah nyeri pada bagian panggul yang diteruskan ke punggung dan pangkal paha.
Dismenore bisa dilihat sebagai persalinan kecil dikarenakan pengaruh hormon prostaglandin. Gejala nyeri Dismenore dapat juga dikarenakan sebagian kecil darah yang berbalik ke tuba fallopi. Hal ini akan membuat iritasi dan ditandai dengan rasa nyeri.
Mencegah Dismenore
Dismenore sangat tidak nyaman dan ada beberapa cara untuk menekan rasa sakit akibat Dismenore. Salah satu cara untuk menghindari Dismenore adalah olahraga teratur.
Olahraga teratur, terutama olahraga seperti body language yang memfokuskan pada otot di pinggul, pantat dan sekitar kewanitaan akan dapat mengurangi ketidaknyamanan Dismenore.
Upaya pencegahan yang lain adalah dengan makan banyak buah dan sayur. Serat dan vitamin pada buah dan sayur akan mengatasi rasa begah.
Pastikan untuk menghindari daging untuk menghindari rasa Dismenore yang tidak nyaman. Jangan lupa untuk mengganti susu sapi dengan susu kedelai dan makan makanan yang mengandung kedelai.
Baca juga: 6 Pilihan Makanan Diet yang Mengenyangkan
Pengobatan Dismenore
Biasanya rasa nyeri saat haid bisa diatasi sendiri tanpa bantuan tenaga ahli alias dokter. Berikut langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri saat haid:
- Mandi Menggunakan air hangat.
- Lakukan olahraga ringan, misal jalan santai dan naik sepeda.
- Relaksasi, contoh yoga atau pilates.
- Beri pijatan dan kompres perut dibagian yang terasa nyeri menggunakan air hangat.
- Minum paracetamol jika mengalami nyeri hebat.
- Konsumsi suplemen dengan kandungan vitamin E, omega 3, vitamin B6, dan magnesium.
- Segera stop merokok, bagi para perokok aktif.
Demikianlah tadi sekilas tentang dismenore si pemicu nyeri haid. Semoga ulasan yang kami sajikan diatas dapat menjadi referensi bermanfaat.