Linamasa.com – Jika dibandingkan dengan tingkat penjualan mobil konvensional pada umumnya, penjualan mobil listrik di Indonesia memang masih belum bisa menandinginya. Hingga kini, mobil dengan sistem bahan bakar diesel maupun bensin masih menjadi primadona masyarakat Indonesia.
Alasan utama mengapa penjualan mobil listrik masih belum banyak adalah dari segi harga yang dianggap masih terlalu mahal dan hanya menjangkau kalangan elit saja.
“Sederhananya seperti ini, jika harga satu mobil pada umumnya Rp 250 juta saja, ternyata secara tiba – tiba berubah menjadi harga Rp 600 juta, apakah masih ada yang mau beli?,” kata Yohannes Nangoi (Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) saat berada di acara Jakarta Auto Week pada hari Selasa, 15 Maret 2022.
Menurut keterangan lebih lanjut yang diberikan oleh Yohannes Nangoi (Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), bahwa awal masuknya mobil listrik di Indonesia ternyata dibanderol dengan harga yang fantastis yakni mencapai Rp 1 Miliar.
Namun, seiring perkembangan mobil listrik yang kian banyak, harganya sudah mulai menyusut menjadi Rp 600 juta per unitnya. Kini gapnya hanya tersisa dua kali lipat saja dari harga mobil konvensional, bukan lagi empat kali lipat seperti halnya saat mobil listrik baru masuk ke Indonesia.
“Jadi, harapan saya pribadi semoga penurunan harga bisa terus terjadi seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Jika mengingat masa lalu, tepatnya pada tahun 1995 dimana harga telepon genggam yang juga gila – gilaan mencapai Rp 15 juta tak ada yang mau beli. Tapi nyatanya sekarang bisa ditawarkan dengan harga murah,” tambah Yohannes Nangoi (Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia).
Kemudian, jika melihat income per capita sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini masih berada pada kisaran penghasilan US dollar 600 per tahunnya. Jika saja suatu saat nanti, pendapatan masyarakat Indonesia berkembang menjadi US dollar 5000 hingga US dollar 6000, tidak menutup kemungkinan pembelian mobil listrik akan ramai layaknya mobil konvensional.
“Wajar saja jika sekarang jenis mobil konvensional dengan rataan harga di bawah Rp 250 juta lebih laku keras dan masih menjadi favorit bagi masyarakat Indonesia. Namun jika harapan saya terwujud yakni adanya peningkatan penghasilan menjadi US dollar 5000 hingga US dollar 6000, mobil seharga Rp 500 jutaan pun pasti akan laku keras,” ujar Yohannes Nangoi (Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia).
Investor Baterai Kendaraan Listrik Bakal Datang ke Indonesia
Era kelistrikan diprediksi akan semakin berkembang di Indonesia. Sudah banyak pabrikan yang berbondong – bondong melakukan berbagai persiapan untuk segera menghadirkan tempat produksi massal kendaraan listrik di Indonesia.
Tak hanya persiapan dari sisi produsen kendaraannya saja, melainkan sudah banyak pergerakan investasi yang menyasar berbagai pabrikan pengembang motor listrik maupun baterai mobil.
“Kami sudah menerima pengajuan proposal khusus manufaktur, yang mana di dalamnya ternyata ada salah satu industri yang ingin sekali untuk berinvestasi pada pengembangan baterai. Di sisi lain, juga terdapat proposal manufaktur di bidang otomotif yang akan melakukan produksi baterai secara langsung,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita (Menteri Perindustrian Republik Indonesia) saat sedang berkunjung ke acara Jakarta Auto Week 2022, pada hari Selasa, 15 Maret 2022.
Agus Gumiwang Kartasasmita (Menteri Perindustrian Republik Indonesia) pun menambahkan bahwasannya, pemerintah belum bisa membeberkan terkait merek khusus yang nanti hendak melakukan investasi terkait dengan produksi massal baterai kendaraan listrik yang ada di Indonesia sesuai dengan permintaan dari para calon investor.