Realme 2C1Y
Realme

Review Lengkap Realme C21Y

Linamasa.com – Tahun ajaran baru sudah dimulai, tetapi karena masih berlaku PPKM dan pandemi belum menunjukkan penurunan pemerintah menetapkan sekolah daring di rumah. Bicara soal belajar online sepertinya tidak terlepas dari ponsel pintar atau smartphone. Mengerjakan tugas bersama di Google Docs, latihan soal di Zenius sampai belajar di Zoom meeting, semuanya bisa dikerjakan dari smartphone.

Namun sebenarnya tidak perlu smartphone harga mahal untuk bisa belajar online, cukup dengan layar yang besar dan baterai yang tahan lama. Dua hal tersebut sudah sangat cukup. Tapi jika ada yang performa lebih bagus, terutama di rentang harga Rp 1.7 jutaan seperti produk Realme yang akan diulas. Akan lebih mudah mengerjakan banyak tugas selama di rumah. Jika dilihat dari nama, gadget ini merupakan penerus dari realme C21 yang sudah disesuaikan untuk kebutuhan belajar di rumah.

Salah satu yang menarik perhatian banyak orang ada pada bagian dapur pacu atau SoC. Disana disematkan Helio G35 yang sama dipakai Realme C21. Realme C21Y sudah menggunakan SoC yang diberi nama UNISOC Tiger T610. Bukan Snapdragon apalagi MediaTek tapi UNISOC. Namun sebenarnya UNISOC bukan pemain baru hanya saja berganti nama dari nama sebelumnya, Spreadtrum. Spreadtrum biasa digunakan pada entry-level atau low-end.

Performa UNISOC Tiger T610 berbeda jauh dari pendahulunya. Kurang lebih hampir sama dengan Helio G80 atau Snapdragon 678. Hal tersebut dilihat dari konfigurasi Core UNISOC ini memiliki 8 Core yang dibagi menjadi 2 cluster. Performanya mengandalkan 2 Core dari basis Cortex A75. Sementara untuk 6 Core sisanya memakai Cortex A55 yang memang punya keunggulan hemat daya. Secara umum terasa lebih cepat dibandingkan smartphone Rp 1 jutaan pada umumnya yang biasanya masih pakai Core hemat daya.

Sebagai contoh A55, bahkan masih ada yang pakai A53. Untuk menguji performa, bisa digunakan untuk kegiatan multitasking, misal menyimak materi di Zoom meeting sambil edit dokumen di Office Mobile. Ternyata, kinerjanya lancar meski dengan RAM terbilang kecil yaitu 3GB. Untuk menjaga performa tetap stabil free RAM rata-rata disisakan sekitar 800-900MB.

Layar 6.5″ cukup lega dipakai scroll bahan materi di Pamify sambil menonton video tutorial di YouTube atau dipakai mode split screen. Tidak terlalu kecil tapi tidak terlalu besar juga, jadi terasa pas di genggaman.

Dengan setting grafis Smooth-Ultra 40fps masih konsisten dan nyaris tidak terasa ada frame drop. Tapi hal yang cukup mengejutkan di sini adalah dengan harga yang tidak sampai Rp 2 juta main game berat, seperti Genshin Impact ternyata masih cukup lancar. Ini sudah tergolong sangat oke untuk harga smartphone entry level.

Sebenarnya smartphone ini terbantu dari resolusi layar yang hanya HD atau 720p, jadi tidak membebani performa hardware. Tapi memang tidak bisa install game terlalu banyak mengingat internal storage hanya 32GB. Sebagai acuan kami install game Genshin Impact, PUBG Mobile dan aplikasi penting lainnya storage sudah termakan lebih dari setengah. Jika kalian ingin lebih lega, bisa menambahkan dana sekitar Rp 200 ribu untuk membeli varian 4GB/64GB. Selain SoC bisa diajak berlari kencang software yang ringan dan tidak ada iklan membuat performanya cukup oke untuk ukuran smartphone Rp 1 jutaan.

Check Also

iOS 18

Ini Dia Tanggal Rilis iOS 18 di Indonesia Beserta Daftar Fitur dan Updatenya!

Linamasa.com – Apple telah mengonfirmasi bahwa iOS 18 akan dirilis secara global pada 16 September …