Linamasa.com – Hoarding disorder adalah gangguan yang ditandai dengan kesulitan membuang barang-barang karena kebutuhan yang dirasakan untuk menyimpannya.
Pengidap gangguan ini merasa sulit menyingkirkan barang-barang, bahkan yang sudah tidak diperlukan lagi.
Kondisi ini sering membuat rumah menjadi sempit dan penuh dengan barang-barang yang sebenarnya tidak perlu.
Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa sangat mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari, meskipun terkadang pengidapnya tidak menyadari bahwa mereka mengalami gangguan.
Penyebab Hoarding Disorder
Penyebab pasti hoarding disorder belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalaminya, yaitu:
Gangguan mental
Pengidap depresi, skizofrenia, atau gangguan obsesif kompulsif (OCD) memiliki risiko lebih tinggi.
Lingkungan keluarga
Tumbuh dalam keluarga yang tidak mengajarkan cara memilah barang.
Faktor genetik
Memiliki anggota keluarga yang juga menderita hoarding disorder.
Trauma emosional
Pernah ditinggalkan oleh orang yang dicintai atau mengalami kesulitan ekonomi.
Kehilangan benda berharga
Pernah kehilangan harta benda akibat kebakaran atau bencana alam.
Gejala Hoarding Disorder
Gejala awal hoarding disorder adalah kebiasaan mencari dan menyimpan barang dalam jumlah berlebihan. Beberapa tanda dan gejala lain yang mungkin muncul adalah:
- Sulit membuang barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
- Merasa cemas saat hendak membuang barang.
- Kesulitan dalam mengambil keputusan.
- Menimbun benda lain dari luar rumah.
- Merasa tertekan saat barang miliknya disentuh orang lain.
- Menyimpan barang hingga mengganggu fungsi ruangan di rumah.
- Melarang orang lain membersihkan rumahnya.
- Menjauhkan diri dari keluarga dan teman.
Cara Mengatasi
Penanganan hoarding disorder dapat dilakukan melalui terapi perilaku kognitif dan pemberian obat-obatan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
Terapi perilaku kognitif
Dalam sesi terapi ini, pasien akan dilatih untuk menahan keinginan menimbun benda. Terapi ini juga bisa melibatkan keluarga atau orang yang tinggal dengan penderita.
Baca juga: Kecubung Adalah Beserta Efek Samping dan Cara Mengatasinya
Obat-obatan
Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) biasanya diresepkan untuk mengatasi gangguan kecemasan atau depresi yang menyertai hoarding disorder.
Langkah-langkah Mandiri:
-
- Memilah dan mengelompokkan barang-barang menjadi beberapa kategori, seperti “dibuang,” “disimpan,” atau “didaur ulang.”
- Membuang benda secara bertahap, misalnya 5 barang per hari.
- Menyumbangkan barang layak pakai kepada yang membutuhkan.
- Meletakkan tempat sampah di setiap ruangan.
- Tarik napas dalam-dalam setiap merasa tegang atau tidak nyaman saat membuang barang.
Dampak
Hoarding disorder dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Barang-barang yang menumpuk dan cenderung kotor dapat membuat ruangan tidak terjaga kebersihannya. Sehingga meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan bagi penderita dan orang-orang yang tinggal bersamanya.
Sayangnya, penderita ini umumnya jarang memeriksakan diri ke dokter karena merasa tidak ada yang salah dengan perilakunya.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater di Siloam Hospitals terdekat agar kondisi ini bisa segera ditangani dengan tepat.