Linamasa.com – Silent majority atau mayoritas yang diam adalah istilah yang kerap kali kita dengar dalam percakapan politik, terutama di dunia maya. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan bagian besar dari masyarakat yang cenderung enggan untuk mengemukakan pendapatnya secara terbuka di hadapan publik.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan silent majority? Secara sederhana, silent majority merujuk kepada sebagian besar masyarakat yang memiliki preferensi politik tertentu namun memilih untuk tidak mengungkapkannya secara terbuka.
Mereka mungkin memiliki keyakinan atau pandangan politik yang kuat, namun memilih untuk tetap diam atau tidak berpartisipasi dalam perdebatan publik.
Sejarah Istilah Silent Majority
Istilah silent majority pertama kali muncul secara politis pada tahun 1919 oleh Warren Harding dalam kampanyenya. Istilah ini mendapatkan perhatian pada tahun 1960-an ketika digunakan oleh Presiden Amerika Serikat saat itu, Richard Nixon, dalam salah satu pidatonya yang disiarkan di televisi.
Nixon menggunakan istilah ini sebagai upaya untuk menggalang dukungan dari pemilih yang mungkin belum memutuskan pilihannya atau merasa tidak puas terhadap pilihan yang ada. Dia berharap dapat memenangkan hati para pemilih yang cenderung diam dan tidak terlibat secara aktif dalam perdebatan politik.
Pemilu di Amerika Serikat, istilah ini menjadi populer saat Nixon menggunakannya dalam pidatonya pada tahun 1969 terkait perang di Vietnam. Nixon mengajak para pemilih konservatif yang cenderung diam untuk mendukung kebijakannya terkait perang tersebut.
Fenomena Silent Majority dalam Politik Modern
Setelah Nixon, istilah ini tetap relevan dalam politik modern. Pada tahun 2016, Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, juga menggunakan istilah ini dalam kampanyenya. Trump mengklaim bahwa istilah ini telah kembali mendukungnya. Ia juga menyoroti kelompok-kelompok yang merasa diabaikan atau tidak diwakili oleh politikus dan partai politik lainnya.
Namun, penting untuk dicatat bahwa silent majority tidak selalu mengacu pada satu kelompok atau pandangan politik tertentu. Mereka bisa saja berasal dari berbagai latar belakang dan memiliki beragam pandangan politik. Yang menjadi ciri khas dari silent majority adalah keengganannya untuk bersuara secara terbuka.
Dalam dunia politik, istilah ini memainkan peran penting dalam memahami dinamika opini publik. Meskipun mayoritas diam, namun mereka tetap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil pemilihan dan arah kebijakan politik. Oleh karena itu, penting bagi para politisi dan pembuat kebijakan untuk memperhatikan dan memahami pandangan serta kekhawatiran dari kelompok ini demi menjaga representasi yang inklusif dan efektif dalam sistem politik.