Linamasa.com – Baru-baru ini, perhatian publik tertuju pada Connie Rahakundini Bakrie, seorang analis militer dan hubungan internasional, setelah terungkap bahwa dia disebut-sebut telah meminta jabatan wakil menteri luar negeri (wamenlu) atau wakil menteri pertahanan (wamenhan).
Informasi tersebut diungkapkan oleh Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, dalam sebuah konferensi pers pada Minggu (11/2/2024) kemarin. Sebelumnya, Connie telah meminta pertemuan dengan Rosan untuk menyampaikan keinginannya untuk bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran.
Kisruh antara Connie dan Rosan bermula dari pernyataannya yang menyatakan bahwa Calon Presiden (capres) Prabowo Subianto hanya akan menjabat selama 2 tahun dan akan digantikan oleh pasangannya, cawapres Gibran Rakabuming, apabila terpilih dalam Pilpres 2024.
Lalu, siapa sebenarnya Connie Rahakundini Bakrie?
Profil Connie Rahakundini
Connie Rahakundini Bakrie adalah seorang akademisi dan pengamat militer yang lahir pada 3 November 1964. Selain dikenal sebagai pengamat militer, ia juga memiliki reputasi sebagai akademisi, penulis, dan pengamat di bidang militer dan pertahanan keamanan. Aktivitasnya juga terlihat di media sosial Instagram dengan nama connierahakundinibakrie.
Darah Gorontalo mengalir dalam dirinya, sebagai putri dari Bakrie Arbie dan Nyi Raden Sekarningsih Ardiwinata. Ayahnya, Dr. Bakrie Arbie, seorang ahli nuklir terkemuka di Indonesia, ibunya dikenal sebagai penulis, ahli tarot, dan fotografer yang dihormati.
Pendidikan Connie Bakrie juga patut diacungi jempol. Ia juga mengikuti berbagai program di luar negeri seperti di APCSS Asia Pasific Centre for Security Studies, Hawaii, dan Chevening Executive Programme for Democracy and Security di Birmingham University, UK.
Ia juga telah menorehkan prestasi sebagai penulis dengan menerbitkan setidaknya dua buku, termasuk “Pertahanan Negara & Postur TNI Ideal” (2007) dan “Defending Indonesia” (2009).
Namanya bukan hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga internasional. Ia masuk dalam daftar ‘pemimpin masa depan’ versi Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, AS, mewakili generasi ke-3 ‘crème de la creme’ intelektual pertahanan keamanan Indonesia.
Ia pernah menjadi pembicara di National Defense University (NDU) di Washington D.C., Global Security Meeting di Bratislava, Slovakia, dan ASEM-EU Regional Security Architecture Meetings di Centre for Security Policy (CCSP), Swiss.
Namun, sebelumnya, Connie sempat menjadi sorotan karena mengungkap adanya mafia alutsista dengan inisial Mr. M pada tahun 2021. Kementerian Pertahanan meminta untuk mengungkap siapa Mr. M, Connie menegaskan bahwa hal itu bukanlah ranahnya dan kewenangan tersebut ada pada Kementerian Pertahanan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pengunduran dirinya dari Partai NasDem mengejutkan banyak pihak, keputusan Connie Rahakundini Bakrie telah menegaskan posisinya sebagai seorang yang teguh pada prinsip dan ideologinya.