Linamasa.com – Definisi stunting mengalami perubahan seiring waktu. Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
Hal ini ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. WHO (2020) menetapkan bahwa terjadi jika panjang/tinggi badan anak kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO, disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang/kronis.
Apa itu Stunting?
Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, hal ini merupakan gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utamanya melibatkan malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak. Tinggi badan anak yang kurang bisa menjadi tanda adanya masalah gizi kronis yang sering kali tidak disadari.
Perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu mengalaminya, tetapi anak yang mengidap kondisi ini pasti berperawakan pendek. Anak dengan asupan gizi terbatas sejak kecil dan berlangsung lama berisiko mengalami pertumbuhan yang terhambat.
Baca juga: Memetik Pelajaran dari Kisah Kegagalan Harley-Davidson
Kasus Stunting di Indonesia
Menurut WHO, sebuah negara dianggap memiliki masalahnya jika angkanya mencapai lebih dari 20%. Di Indonesia, data Kemenkes pada tahun 2021 menunjukkan bahwa 24,4% balita mengalami hal ini, mengindikasikan masalah serius yang perlu ditangani.
Apakah semua balita pendek itu pasti stunting?
Penting untuk diingat bahwa tidak semua balita pendek mengalaminya. Pembedaan ini perlu dilakukan oleh dokter anak, namun anak yang mengalaminya pasti memiliki tinggi badan yang pendek.
Dampak Stunting di Indonesia
- Dampak Kesehatan:
- Gagal tumbuh, berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus.
- Hambatan perkembangan kognitif dan motorik.
- Gangguan metabolik pada dewasa, meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, stroke, dan penyakit jantung.
- Dampak Ekonomi:
- Potensial menimbulkan kerugian ekonomi setiap tahunnya sekitar 2-3% dari GDP.
Penyebab Stunting:
Beberapa faktor yang mendasarinya adalah:
- Asupan kalori yang tidak adekuat, dipengaruhi oleh faktor sosio-ekonomi, pendidikan rendah, peran protein hewani, penelantaran, pengaruh budaya, dan ketersediaan bahan makanan setempat.
- Kebutuhan yang meningkat, termasuk penyakit bawaan, alergi, berat badan lahir rendah, kelainan metabolisme, dan infeksi kronik.
Mengatasinya:
Untuk mengatasi stunting, perlu dilakukan upaya pencegahan melalui edukasi gizi, pemantauan kesehatan ibu hamil, dan program pemberian makanan yang seimbang bagi anak. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi anak sejak dini, kita dapat bersama-sama melawan ini dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.