Linamasa.com – Aplikasi NGL belakangan ini sedang populer di tanah air. Dengan memanfaatkan aplikasi ini, para pengguna bisa menikmati fitur anonim atau tanpa identitas saat mengirim pertanyaan kepada para pengguna lain melalui Instagram.
Sayangnya, seperti dilansir dari unggahan media Tech Crunch bahwa NGL diketahui telah menggunakan akun bot guna mendorong keterlibatan langsung para pengguna. Ini bisa dianggap sebagai hal yang berbahaya karena bisa membuat banyak pihak menjadi terkecoh.
Menurut data yang didapatkan dari Sensor Tower, NGL sudah mempunyai lebih dari 15 juta pengguna. Aplikasi ini diketahui sangat populer di beberapa negara berkembang seperti halnya India dan juga Indonesia.
Tingginya jumlah pengguna pada aplikasi NGL, menjadi faktor pendukung utama mengapa penilaian NGL di Google Play dan App Store sangat baik. Sampai saat ini, NGL masih bertengger di posisi 10 besar sebagai salah satu aplikasi terbaik.
Saat ini jumlah pengunduhan aplikasi NGL diketahui sudah mencapai angka 6,5 juta pengguna dari kalangan Android terhitung pada bulan Juni 2022. Sedangkan dari kalangan pengguna Ios, diketahui memiliki jumlah pengunduh mencapai 4,5 juta di App Store.
Meski popularitasnya kian melejit, NGL sempat dituding telah memanfaatkan bot untuk bisa menaikkan popularitasnya.
Ini dianggap sebagai salah satu masalah serius, karena pihak penyedia layanan aplikasi NGL sebelumnya telah menjanjikan fitur interaksi sosial berupa ‘anonim’ yang disajikan dalam bentuk tanya jawab dari para teman online dan bisa memonetisasi dengan cara menawarkan petunjuk mengenai siapa yang nantinya akan melakukan pengiriman pesan – pesan yang sudah disiapkan.
Diketahui bahwa pihak NGL ternyata mematok harga yang cukup mahal untuk bisa menggunakan fitur tersebut. Setidaknya para pengguna harus mengeluarkan dana sebesar 9,99 dollar AS atau setara dengan 150 ribu per minggunya.
Dengan kata lain, Google Play, App Store dan juga pihak pengembang aplikasi akan bisa menikmati untung besar dari operasi ilegal karena telah mengelabui para pengguna sehingga berasumsi sudah memiliki teman online.
Padahal, dari beberapa pertanyaan yang ada, semuanya dikirim secara otomatis oleh bot atau dikenal sebagai robot.
Techcrunch sendiri sudah mencoba untuk melakukan pengujian lebih lanjut terhadap NGL bersamaan dengan aplikasi dari pihak pesaingnya, yakni Sendit.
Proses pengujiannya bisa dilakukan dengan cara menautkan sebuah link ke dalam Instagram Story untuk kurun waktu yang sangat singkat, yang mana akan selanjutnya akan langsung dihapus.
Kondisi ini, tentu bisa membuat aplikasi NGL berpikir bahwa pihak pengirim link sedang menunggu munculnya pertanyaan dari pihak pengguna lainnya yang sudah melihat postingan dari Instagram Story tersebut.
Setelah menunggu beberapa jam, sebuah pertanyaan mulai masuk ke bagian kolom pesan pihak pengirim link.
Padahal sebenarnya tidak ada satupun pihak pengguna yang sempat melihat langsung postingan di Instagram Story yang di dalamnya terdapat link tersebut. Rasanya tidak mungkin, waktu posting yang terlalu singkat, disaksikan oleh para pengguna bukan robot.
Dari fakta yang ada inilah, saat ini kolom penilaian aplikasi NGL dibanjiri dengan banyaknya komentar negatif karena penggunaan bot dengan menyediakan pertanyaan palsu alias penipuan.
Di samping itu, juga ada pihak pengguna yang mengeluh karena sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 150 ribu untuk bisa menikmati fitur tersebut, dimana hanya bisa melihat identitas lengkap dari pihak pengirim pertanyaan.
Berdasarkan data yang diunggah oleh Sensor Tower, para pengguna NGL secara global, setidaknya sudah menggelontorkan dana sebesar 2,4 juta dollar AS atau setara dengan Rp 35,96 miliar untuk bisa menikmati fitur tersebut.
Dilansir dari unggahan media Elite Daily, bahwa NGL bisa dikatakan seperti ask.fm dan juga Formspring yang pernah populer pada tahun 2010 an silam.
Yang menjadi pembeda adalah, NGL telah mengadopsi teknologi Arificial Intelijen (AI) untuk filterisasi bahasa yang dianggap berbahaya dan juga intimidasi sehingga para penggunanya tak akan melihat sisi buruknya sedikitpun, karena yang ditampilkan hanya sisi baiknya saja.
Aplikasi yang memiliki fitur berbagi link untuk mengirim pertanyaan anonimus seperti NGL, ternyata juga sudah mumpuni untuk memberikan respon pada emoji yang masuk.
Selain itu juga terbukti mampu mendeteksi kapan emotikan bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan. Kondisi ini bisa diartikan bahwa tidak ada cara lain untuk bisa melewati AI dari aplikasi.
Sejauh ini, Indonesia menjadi satu – satunya lahan basah dan sasaran bagi pihak NGL karena menunjukkan jumlah pengunduh paling tinggi.
Jumlah mencapai seperlima dari keseluruhan total pengunduh dari seluruh dunia. Tepatnya adalah mencapai 3,1 juta unduhan. Dari total unduhan tersebut jika dibedah terdapat 83 persen yang diunduh dari Google Play.
Kemudian disusul oleh Amerika Serikat dengan total jumlah unduhan mencapai 3 juta. Di bawahnya, ada India yang juga meramaikan pengunduhan aplikasi NGL dengan jumlah pengunduh mencapai 1,5 juta.
Berkenalan dengan Aplikasi NGL
Baru – baru ini di Instagram memang sedang ramai dengan penggunaan NGL. NGL sebagai tren baru ini merupakan sebuah aplikasi pihak ketiga yang menawarkan fitur Question and Ask (QnA) dengan para pengikut Anda dengan cara anonym.
NGL merupakan singkatan dari Not Gonna Lie (tidak akan berbohong). Peluncuran NGL sendiri diketahui dilakukan pada tanggal 7 November 2021 di sebuah negara bagian California.
Sedangkan pihak pengembangnya merupakan tim kecil insinyur dan desainer di Venice Beach, California.
Menurut keterangan lebih lanjut yang disampaikan oleh pihak pengembang, bahwa tujuan utama diciptakannya aplikasi ini adalah untuk menyediakan ruang khusus yang lebih aman untuk kalangan anak muda yang ingin berbagai perasaan hingga pendapat pribadi tanpa takut atau khawatir akan mendapat judge dari pengguna atau teman lainnya.
Pihak pengembang aplikasi NGL telah mengklaim bahwa penggunaan aplikasi ini dijamin aman karena sudah menggunakan teknologi khusus dengan cara moderasi konten AI level dunia.
“Kami telah menggunakan pembelajaran yang lebih mendalam dan juga memanfaatkan algoritma yang bisa digunakan untuk mencocokkan pola karakter berbasis aturan tertentu sehingga punya kemampuan dalam menyaring berbagai bahasa dan berbagai intimidasi berbahaya,” tulis pihak pengembang sebagai keterangan lebih lanjut di dalam aplikasi.
Seperti yang sudah diketahui, bahwa pihak NGL telah menerapkan konten AI Hive Moderation yang mempunyai kemampuan khusus dalam mendeteksi berbagai konten berbahaya seperti spam, kekerasan, cyberbullying, ujaran kebencian hingga konten seksual.
Penggunaan Hive Moderation juga diklaim mempunyai tingkat akurasi sangat tinggi yakni mencapai angka 99,9 persen.
Kemudian, algoritma yang digunakan oleh NGL juga mempunyai kemampuan yang baik dalam mendeteksi makna dari semantic emoji dan juga scraper web.
“Ini artinya, kami tetap berusaha sebaik mungkin untuk bisa mengikuti perkembangan tren yang ada, kami mempunyai pemahaman yang baik pada istilah dan kami punya kemampuan dalam hal menyaring berbagai hal buruk,” lanjut tulisan yang diberikan oleh pihak pengembang aplikasi NGL.