Linamasa.com – Manajemen rantai pasok atau yang populer disebut sebagai Supply Chain Management tengah berkembang menjadi SCM 4.0. Yang mana dipengaruhi langsung oleh perkembangan teknologi dan digitalisasi yang kian menggila. Apa itu manajemen rantai pasok 4.0 yang dimaksud tersebut?
Pengertian Manajemen Rantai Pasok 4.0
Sebelum membahas lebih mendalam terkait dengan rantai pasok 4.0, Anda harus paham terlebih pengertian dari Supply Chain Management secara umum terlebih dahulu.
Supply Chain ialah suatu jaringan end – to – end yang berawal dari supplier, produsen, distributor, retailer dan berakhir ke konsumen.
Sedangkan Manajemen Rantai Pasok mempunyai tujuan utama dalam proses penyesuaian penawaran, dan permintaan sehingga bisa mendatangkan keuntungan lebih terhadap suatu produk maupun jasa yang ditawarkan tersebut.
Nantinya hasil akhir yang ingin dicapai melalui strategi SCM secara otomatis akan membentuk keuntungan yang lebih kompetitif dari produk, penyimpanan, konsumen, kuantitas, harga, waktu dan biaya yang mana semuanya tepat pada porsinya masing – masing sehingga keuntungan yang didapatkan pun bisa lebih tinggi dari yang diharapkan.
Evolusi dari Supply Chain
Supply Chain sampai saat ini sudah mengalami evolusi yang cukup pesat dan bisa dibagi menjadi 4 tahap :
- Tahap pertama : Functional Focus
- Tahap kedua : Internal Integration
- Tahap ketiga : External Integration
- Tahap keempat : Cross Enterprise Collaboration
Era Baru Industri 4.0
Perkembangan internet dan juga dunia digital banyak memberikan bantuan terhadap pemenuhan segala kebutuhan semua manusia di seluruh penjuru dunia. Wajah ekonomi dunia termasuk Indonesia menjadi berubah drastis berkat kehadiran teknologi informasi.
Beberapa dampak signifikan yang bisa dirasakan secara langsung antara lain seperti munculnya sharing economy, e-education, e-government, cloud collaborative, marketplace, smart manufacturing, smart city dan masih banyak lagi perubahan besar lainnya.
Di Indonesia sendiri, perubahan paling menonjol adalah adanya perubahan toko konvensional yang mulai merambah ke model penjualan online maupun marketplace melalui website. Selain itu, armada transportasi umum seperti ojek maupun taxi konvensional juga sebagian besar sudah beralih dengan memanfaatkan aplikasi online.
Peluang dan Ancaman Munculnya Era Baru Industri 4.0
Hadirnya era baru industri 4.0 sangat dirasakan oleh semua masyarakat di seluruh dunia. Tak perlu khawatir bahwa peluang datangnya industri 4.0 justru memudahkan segala aspek kehidupan kita. Namun tidak dipungkiri berbagai ancaman pun juga ada.
1.Peluang Era Baru Industri 4.0
Kedatangan era digital, diperkirakan bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi setidaknya 2,1 juta jiwa pada tahun 2025 mendatang. Berdasarkan data yang didapatkan dari World Economic Forum, setidaknya dari tahun 2015 sampai tahun 2025 terdapat potensi pengurangan berbagai dampak industri yang cukup besar.
Seperti halnya pengurangan emisi karbon yang diperkirakan mencapai 26 miliar metric ton yang berasal dari tiga industri besar yakni otomotif sebanyak 540 miliar, logistik sebanyak 9,9 miliar dan elektronik sebanyak 15,8 miliar.
2.Ancaman Era Baru Industri 4.0
Sedangkan ancaman yang sudah dirasakan secara global dengan masuknya era digital mulai dari tahun 2015 hingga tahun 2025, diperkirakan sudah menghilangkan mata pencaharian 1 miliar sampai 1,5 miliar jiwa karena dampak dari penggantian tenaga manusia ke tenaga mesin otomatis.
Belum lagi prediksi di masa yang akan datang akan banyak murid sekolah dasar dengan kapasitas 65 persen sudah merambah ke dunia kerja yang sampai hari pun belum pernah ada berdasarkan riset dari US Department of Labor Report.
Supply Chain Management 4.0
Pada Supply Chain Management 4.0 terdapat istilah yang sudah melekat kuat yakni Digital Supply Chain. Istilah ini bisa dimaknai sebagai jaringan cerdas berbasis nilai yang memanfaatkan beragam teknik hingga metode terbaru serta menggunakan analisa data yang kredibel dengan tujuan untuk menghasilkan pendapatan lebih.
Beberapa komponen yang termasuk dalam rantai pasok digital terdiri dari 4 komponen yakni :
- Perencanaan digital
- Pasokan digital
- Manufacturing digital
- Logistik digital
Dengan adanya 4 komponen tersebut, mampu merubah model rantai pasok tradisional menjadi digital. Guna mendukung aktivitas rantai pasok digital tersebut, setidaknya terdapat 6 simpul yang sudah saling terhubung sehingga memudahkan seluruh kegiatan operasional. Keenam simpul yang dimaksud antara lain :
- Perencanaan tersinkronisasi
- Konsumen yang terkoneksi
- Pabrik Cerdas
- Pasokan Cerdas
- Pengembangan digital
- Pemenuhan dinamis
IoT-sasi pada Supply Chain Management 4.0
Dari beberapa area, Anda bisa menemukan penerapan IoT pada Supply Chain Management. Area tersebut meliputi :
- Sistem manajemen lokasi terintegrasi
- Sistem tracking pergudangan dan inventori yang mumpuni
- Analisis prediktif
- Self driving vehicle
- Pengantaran yang didukung oleh drone
Cara Menghadapi Penerapan Supply Chain Management 4.0
Penerapan Supply Chain Management pada masa revolusi industri yang sudah memasuki era 4.0, membuat banyak perubahan di segala aspek rantai pasokan yang kini banyak dijalankan oleh perusahaan.
Agar penerapan Supply Chain Management di era industri 4.0 bisa berjalan dengan lancar, mau tidak mau setiap sumber daya manusia (SDM) harus terlibat secara langsung dengan meningkatkan kualitas diri dan kemampuan dalam penggunaan digitalisasi.
SDM harus berinisiatif secara mandiri maupun kelompok untuk menggali kemampuannya sudah sampai mana terkait perkembangan digitalisasi. Dalam perjalanannya, SDM bisa menerapkan learning by doing. Jadi, bisa diambil kesimpulan bahwa human’s digital skill adalah kunci utama dalam rangka menghadapi Supply Chain Management 4.0.
Untuk itu, diperlukan pembekalan secara berkelanjutan terkait dengan pembelajaran Supply Chain Management 4.0 yang bisa dimulai dari bangku perkuliahan agar nantinya bisa mencetak tenaga – tenaga berkualitas untuk menunjang revolusi industri 4.0.