Linamasa.com – Dalam kehidupan rumah tangga, mengelola keuangan menjadi salah satu poin yang harus diperhatikan agar kondisinya tetap sehat dan seimbang. Untuk bisa mewujudkan kondisi keuangan yang baik, tentu diperlukan pengetahuan terkait dengan proporsi ideal agar tak terjadi pengeluaran lebih besar daripada pemasukan (besar pasak daripada tiang).
Mengutip dari informasi yang dibeberkan oleh AkuLaku, terdapat beberapa tips pengelolaan ekonomi rumah tangga yang bisa Anda jadikan sebagai rekomendasi.
1.Wajib Mempunyai Catatan Perhitungan Rumah Tangga
Sebagian besar kondisi keuangan rumah tangga yang sehat, selalu mempunyai catatan keuangan yang jelas. Mulai dari catatan perhitungan pemasukan hingga catatan perhitungan pengeluaran. Semuanya harus dibuat secara detail agar tahu masing – masing proporsi.
Misalnya saja dalam sebuah rumah tangga suami dan istri sama – sama bekerja dengan total penghasilan Rp 15 juta, maka Anda harus membuat perhitungan rasio pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan masing – masing. Rasio pengeluaran bisa dibuat semacam persentase dan jangan sampai melampaui batasannya agar tak memicu kondisi gali lubang tutup lubang.
[irp posts=”124″ name=”Cara Mengatasi Masalah Finansial Agar Rumah Tangga Awet”]2.Kebutuhan Dana Sosial Maksimal 10 Persen dari Penghasilan
Dana sosial dalam kehidupan bermasyarakat pasti akan selalu ada. Setidaknya Anda harus menganggarkan maksimal 10 persen saja. Dana sosial yang dimaksud seperti sedekah rutin, uang iuran keamanan, uang iuran sampah, uang iuran RT hingga kebutuhan sosial lainnya. Jadi jika total penghasilan Rp 15 juta per bulan, rasio pengeluaran untuk dana sosial maksimal adalah Rp 1,5 juta.
3.Kebutuhan Investasi dan Dana Darurat Sebesar 15 Persen
Sebagai kaum millennial, investasi dan dana darurat sangat penting untuk diperhatikan agar di masa yang akan datang tak kebingungan jika menghadapi kondisi mendesak. Rasio alokasi dana untuk investasi dan dana darurat idealnya maksimal 15 persen. Jadi misalnya total penghasilan Rp 15 juta, maka alokasi dana untuk investasi dan dana darurat adalah sebesar Rp 2.250.000.
Usahakan untuk lebih banyak menyisihkan dana darurat ketimbang investasi dengan perbandingan 2 : 1. Dana darurat bisa Anda sisihkan Rp 1,5 juta dan investasi Rp 750 ribu. Dana darurat bisa digunakan saat perawatan rumah sakit, pendidikan dan kebutuhan darurat lainnya yang sifatnya mendesak serta tiba – tiba tanpa ada rencana.
[irp posts=”44″ name=”6 Tips Untung Investasi Rumah Kontrakan”]4.Kebutuhan Dana untuk Cicilan Maksimal Sebesar 30 Persen
Banyak orang yang tak memperhatikan besarnya cicilan setiap bulan dan seringkali kalap kredit berbagai barang. Kondisi keuangan rumah tangga yang sehat, setidaknya memiliki persentase cicilan maksimal 30 persen dari penghasilan. Dengan total penghasilan Rp 15 juta, maka maksimal cicilan adalan sebesar Rp 4,5 juta.
Uang cicilan pun direkomendasikan untuk kebutuhan primer, bukan kebutuhan sekunder atau tersier. Misalnya saja kebutuhan properti seperti rumah, tempat usaha maupun kendaraan. Hindari pembelian hal yang kurang penting seperti gadget, pakaian atau barang konsumtif lainnya dengan cara mencicil. Jika belum mampu, sebaiknya tahan dulu sampai ada uang cukup untuk membelinya.
5.Biaya Hidup Bulanan Maksimal 30 Persen
Penghasilan yang Anda miliki, pasti akan cukup untuk menopang biaya hidup. Tapi tidak akan pernah cukup jika digunakan untuk memenuhi gaya hidup. Idealnya, biaya hidup bulanan maksimal 30 persen dari total penghasilan. Jadi jika total penghasilan rumah tangga adalah Rp 15 juta, maka anggaran untuk biaya hidup adalah maksimal Rp 4,5 juta. Biaya hidup yang dimaksud seperti kebutuhan makan harian, bayar tagihan air, listrik telepon hingga belanja bulanan.
[irp posts=”1042″ name=”7 Cara Mengatur Keuangan Keluarga yang Efektif dan Anti Boros”]6.Usahakan untuk Menabung 10 Persen dari Penghasilan
Mempunyai tabungan sangat penting untuk masa depan yang lebih baik. Persentase dana tabungan adalah 10 persen dari total penghasilan. Namun jika Anda ingin menabung lebih dari itu juga diperbolehkan. Tapi perlu diperhatikan, jangan sampai kurang dari 10 persen dalam mengalokasikan penghasilan untuk tabungan. Dengan memiliki tabungan, kebutuhan tersier di masa yang akan datang bisa terpenuhi. Misalnya saja untuk membeli perabot rumah tangga, renovasi rumah ringan, liburan dan lainnya.
7.Memenuhi Gaya Hidup Maksimal 5 Persen
Setiap bulannya, Anda bisa menggunakan penghasilan untuk gaya hidup maksimal 5 persen dari penghasilan. Gaya hidup sendiri identik dengan bersenang – senang seperti membeli pakaian, sepatu, tas, nonton dan lainnya.
Dengan bijak dalam mengelola keuangan rumah tangga, kehidupan Anda akan semakin membaik dan berkecukupan seiring berjalannya waktu.
[irp posts=”1017″ name=”Contoh Simulasi Perhitungan KPR dan Cicilannya”]